Looking from the 'Kepo' eyes

Looking from the 'Kepo' eyes
the model is not me, i'm just the photographer of the photographer :)

Selasa, 11 Januari 2011

Ini yang namanya hukum Karma -__-



I used to mengernyitkan dahi setiap melihat orang hamil. Diiringi dengan pertanyaan-pertanyaan dalam hati yang meremehkan.

"Kenapa sih lemes banget jalannya...semangat dikit napa"
"Nie orang makan melulu...."
"Males banget sih! Tidur terus!"
(Biasanya kalau ada rekan kerja satu tim yg hamil) "Alamat repot deh, kasian juga andelin orang hamil terlalu banyak kan."

Tuhan Maha Adil!

Ketika saya hamil, saya menjadi sangat bersimpati, menghormati, menjunjung tinggi, memuja-muja semua Ibu hamil! Bless u Mom!
Saya menulis ini bukan untuk menakut-nakuti para calon Ibu, tapi untuk menghormati semua kaum Ibu. Dan lagipula menurut literatur yang saya baca, setiap Ibu hamil mengalami keadaan yang berbeda-beda. Mulai dari yang sama sekali tidak merasakan apa-apa, sampai yang paling parah harus diopname karena tidak kuat bangun dan dehidrasi.

Saya bener-bener tidak pernah menyangka akan mengalami sindrom-sindrom fisik dan emosional yang ajubile tidak jelasnya!

Sindrom-sindrom ini dimulai kurang lebih ketika saya mulai melewati minggu ke-8 kehamilan saya. Hari pertama yang betul-betul saya ingat adalah ketika pagi-pagi di apartemen dengan ketidakniatan untuk kemana-mana, sambil melihat hubby yang udah siap-siap mau ngantor.

Semua rasa fisik dan emosional berkecamuk.

mammamiaaa, never thought it would b like this!

"Aduuuhhhh ditinggal sendirian di apartemen, mana rasanya mual bgt nie perut, badan sakit semua.... udah gitu apartemen lagi direnovasi 1 gedung, banyak tukang-tukang cat berseliweran di depan jendela pake gondola. Bete bete bete betee...."

'Bendungan' mata jebol, sampe si hubby mau berangkat kerja bingung.

hihihihihahhahahahhaha....

Itulah awal mula semua disaster yang saya alami selama hampir kurang lebih 2 bulan kehamilan.

Walhasil, rumah Mami jadi tempat mengungsi untuk menjamin kesehatan, penampungan dan makanan hehehe....

Secara lebih spesifik, sindrom-sindrom ini yang aku alami dan apa yang bisa mengatasinya.

1. of course MUAL! Mual yang betul-betul semau-maunya, tapi mual ini terjadi most of the time sepanjang hari! Sampai saya sempet kepikiran kepingin minta obat tidur sama dokter supaya bisa tidur terus dan lupa dengan mualnya. Cara mengatasinya : Pasrah. Really! si Mual ini bener2 ga tau waktu dan tempat. Sempat saya dikasih obat anti mual sama dokter namanya Perimperan, tapi menjelang minum 1 minggu, obat itu sudah ga ngaruh sama sekali. Yang agak sedikit membantu adalah dipijat satu badan, atau saya biasanya pakai balsam di bagian ulu hati dan bawah payudara.

2. Muntah, karena perut mual, ketika betul-betul rasanya tidak enak banget akhirnya keluarlah tuh isi perut. Muntahnya juga sangat-sangat berperasaan, sampai seringkali keluar asam lambungnya saja, tanda perutnya sudah kosong. Saking mengejannya karena muntah, mata sampe beleleran air mata dan pipis di celana hehehe...
kira-kira begini deh muntahnya...di jamban, plus sambil jongkok...

Cara mengatasi : ga ada juga sih, kalau mau muntah ya muntah aja. Setelah itu biasanya mendingan, tapi habis itu mual lagi. So, lagi2, pasrah hehehe...

3. Sakit kepala. Kepala berat mungkin sudah biasa, tapi ini rasanya bola mata saya mau coplok plok plok tuing (mental!). Karena rasa kepala yang seperti ini, saya bener-bener ga bisa bangun dari tempat tidur. Di tempat tidur pun meringis-ringis menahan sakit. Cara mengatasi : Kompres mata dengan kompresan es/dingin, ini lumayan membantu. Atau bisa juga minta dipijitin 1 kepala dan pakai balsem di pundak, leher, pelipis, jidat sampai tulang hidung.

4. Ga bisa nonton tivi/baca buku. Ini efek dari nomor 3. Jadi ya kalau dibilang bedrest ya benar2 bedrest. Karena saya juga hanya bisa tiduran saja memasrahkan diri hehehe...

5. Mulut Pahit. Ini efek karena gas dan asam lambung yang naik. Karena mulut pahit, rasanya jadi malas makan, bete deh! Kalau saya biasanya jadi lebih prefer minuman manis, mumpung masih trimester 1 jadi belum dibatasi untuk gula-gula jadi aman. Lagipula untuk bumil yang muntah seringkali berat badan turun, minum dan makan manis juga masih dianjurkan supaya tidak lemas.

6. Muntah kalau naik mobil, terutama taksi. Bau mobil bener-bener memuakkan rasanya. Setiap kali naik mobil rasanya sungguh menyiksa. Cara untuk mengatasinya cuma membawa plastik, karena dijamin tiap naik mobil saya jekpot...hoek...

7. Badan sakit semua. Mungkin ini juga efek karena kurang makan/cairan dan kebanyakan muntah jadi badan mengejang. Hampir setiap hari saya harus dipijit. Memang pijit itu juga mungkin bisa mengurangi stress karena semua rasa sakit itu kali yah. Lagipula, saya sudah tanya dokter, dipijat bagi bumil itu tidak apa-apa selama perut tidak dipijat kok (Thank God!)
cuma dipijit yang bikin rasanya enakan...

8. Dinginnnnn! Badan rasanya dingin, jadi saya harus pakai celana panjang dan baju lengan panjang terutama ketika tidur. Terlebih di bagian perut, saya bisa merasakan suhu perut beda sendiri jika dipegang dengan punggung tangan. Minum yang hangat-hangat seperti jahe bisa membantu sedikit. Tapi kalau saya dulu selain pakai piyama, saya juga pakai kaus kaki dan kemben yang dibebat ke perut haahahaha...

9. Mood Swing. Mungkin ini yang membuat semuanya semakin runyam yah. Saya membayangkan teman saya yang harus sendirian di rumah/apartemen ketika ngidam. Sedangkan saya masih bisa ngungsi ke rumah mami dan makanan tersedia tanpa harus bersusah payah masak. Kesendirian, kejemuan, dan terutama ketidakpastian kapan semua ketidakenakan ini berakhir itu yang bikin makin bete. Kadang kalau sedang sangat tidak enak kepingin minta tolong gimana gitu tapi semua orang hanya bisa berkata, "Sabar deh, namanya juga ngidam, mudah-mudahan ga lama-lama..." Karena konon ada yang mengalami ini sampai 9 bulan! (termasuk Mami saya). Ditambah lagi saya juga hampir tidak bisa ngapa-ngapain, boro-boro pergi, bangun dari tempat tidur saja gak enak banget rasanya. Saya sampai diledekin 'penunggu wc, karena nongkrong terus d wc untuk muntah. Untunglah saya sudah tidak kerja (Thank God lagi!). Saya membayangkan kalau harus ke kantor dengan kondisi seperti ini bagaimana rasanya? Bravo 2 kali untuk bumil yang masih kerja!

Mood swing ini juga seringkali membuat aku menangis tidak jelas karena perasaan campur aduk. Hubby, tidak usah ditanya, jadi pusing juga ladenin aku hahahaha....

10. Jerawatannnnnnnn!! Yessss it's all over my face....and my back! Baru pernah aku merasakan jerawatan di punggung. Sebenarnya jerawatnya ga semuanya yang merah-merah da mentol-mentol, tapi komedo yang kasar dan kecil-kecil. Sebenarnya kalau saja bisa rutin facial minimal 2 minggu sekali, akan membaik. Tapi karena kondisi badan yang ga enak, pasrah saja di rumah deh...


11. Mual kalau cium bau telor. Kenapa telor? saya juga tidak tahu. Most of the bumil melaporkan mereka mual jika mencium bau nasi panas dan mie instan, tapi saya enggak tuh, malah telor yang kadang bikin saya muntah dan oek. Jadi kalau ada yang lagi goreng telor di rumah, jauh-jauh deh.

12. Perut gruduk-gruduk. Ini gak sering terjadi, tapi kalau saya perhatikan, terjadi jika saya sering sekali muntah dan asupan makanan kurang. Mungkin jadi keisi angin kali ya? Biasanya saya minta si mbak kerikin dikit di bagian punggung supaya anginnya keluar. Oiya, bicara soal kerik ini, gara-gara ngidam ini lah saya sampai dikerik satu badan depan belakang bak macan loreng! hahaha.... Padahal saya termasuk orang yang jarang merah kalau dikerik loh!.

13. Lemes. Ini sudah pasti, apalagi karena campuran semua sindrom-sindrom diatas. Lemeeesssshhhhh bgt rasanya. Sepertinya bangun hanya kuat 15 menit, abis itu tidur lagi. Ya sudah gakpapalah, namanya juga ngidam hehe.

14. Kekhawatiran berlebihan. Nah ini rada-rada parno memang. Terutama sih kekhawatiran tentang si janin apakah baik-baik saja karena kondisi mamanya yang buruk secara fisik dan emosional, kekhawatiran apakah siap ga jadi Ibu, kekhawatiran akan ketergantungan seperti ini terus sampai 9 bulan, kekhawatiran hubby juga stress karena istrinya seperti ini. Oh iya, bicara soal kekhawatiran, saya pernah membaca, bumil di awal-awal biasanya sering bermimpi erotis, ini refleksi kekhawatiran akan dirinya tidak menarik lagi secara seksual. And yes, i experienced the dreams! huahahahaha, senang-senang aja sihh.... *ngences*

15. Tidak bisa tidur. Ini juga yang membuat kondisi tubuh tambah tidak enak. Setiap mau tidur, saya harus siap cemilan kering dan minum di meja samping tempat tidur. Kenapa? Karena setiap 2 jam saya pasti bangun dalam keadaan mual dan perut begah sehingga tidak bisa tidur lagi. Mengisi perut sedikit-sedikit adalah satu-satunya cara supaya saya bisa kembali tidur. Saya juga selalu meminta hubby menaruh telapak tangannya di punggung bawah atau perut saya ketika tidur. Karena rasa hangatnya membuat perasaan dan fisik lebih nyaman.

16. Flu berat. Kondisi flu betul-betul memperparah kondisi ngidam. Saya juga bingung dapat virus darimana, padahal di rumah terus, tidur dan anggota keluarga tidak ada yang flu. Tiba-tiba saja hidung saya mampat dan batuk terus menerus. Memang kondisi bumil itu sangat lemah, jadi minum vitamin dan makanan bergizi sangat dianjurkan. Jika sudah terlanjur sakit, tidak lagi lain, harus segera ke dokter! Karena dengan kondisi tubuh lemah dan obat-obat umum susah sekali sembuh. Jika sakit berkelanjutan, kondisi tubuh akan semakin parah karena semakin susah makan, lemas, dan seringkali batuk-batuk juga memicu muntah.

Semua sindrom-sindrom ini saya alami terus sampai kira-kira minggu ke-14. Itu pun tidak langsung hilang, namun sindrom itu slowdown. Diawali dengan mual yang tidak setiap saat muncul, badan terasa sudah mulai lebih kuat untuk berdiri, namun muntah terkadang tetap ada. Muntah terutama muncul setelah saya beraktivitas terlalu lelah. Tanda-tandanya biasanya, kepala saya sakit tidak hilang-hilang dan badan lemas. Kalau sudah seperti itu, badan harus tidur. Tidak lama kemudian biasanya si muntah datang lagi. Tapi kalau sudah istirahat terus biasanya membaik kok.

Sekarang kehamilan saya sudah memasuki usia minggu ke-18. Sepertinya sudah hampir 3 minggu saya tidak muntah lagi. Badan juga sudah mulai lebih kuat dan sudah bisa berjalan-jalan lebih jauh. Mood sudah membaik, nafsu (makan) sudah mulai menggilaaaa... hehehe... Karena mood sudah membaik, saya juga jadi sering berkomunikasi dengan si janin, which is good yang memang disarankan ketika kehamilan sudah memasuki trimester 2.

Melewati salah satu 1-2 bulan paling challenging dan tidak enak dalam hidup saya, membuat saya berpikir. Betapa besar pengorbanan seorang Ibu untuk mendapatkan seorang anak. Padahal saya baru saja melewati 1-2 bulan masa ngidam yang sangat tidak enak, memang tidak semua orang mengalami sindrom yang serupa, bisa jauh lebih baik atau jauh lebih buruk. Saya pribadi masih agak trauma untuk mengalami hal-hal tidak enak itu, sedangkan sekarang masih ada sekitar 4.5 bulan (yang mudah-mudahan berjalan dengan lancar) dan fase persalinan serta merawat bayi yang penuh dengan tanggung jawab. Namun semua Ibu selalu berkata semuanya sepadan ketika kita melihat si kecil :)

Lewat sindrom-sindrom itu, saya berkesimpulan bahwa, yang sebenarnya diajarkan Tuhan kepada calon Ibu adalah untuk selalu sabar dan tidak memikirkan diri sendiri. Sabar dalam arti ikhlas terhadap semua rasa tidak enak yang betul-betul tidak ada yang menjamin kapan akan berakhir. Saya juga belajar untuk tidak memikirkan diri sendiri karena di tengah ketidakenakkan yang dialami, saya harus bertahan kuat dan tetap makan-minum yang sehat, demi si kecil. Padahal jika mengikuti keinginan diri sendiri, rasanya sudah malas sekali makan dan putus asa. Ditambah lagi selain si kecil kita juga tetap harus memikirkan suami yang tetap harus kita layani. Dua hal yang diajarkan inilah yang saya yakin akan terus dibawa supaya saya tetap bertanggung jawab sebagai seorang Ibu nantinya. Ketika anak menangis di malam hari, kita harus sabar, walaupun ngantuk sangat, saya tidak boleh egois dengan tidur terus. Ketika teman-teman mengajak shopping, saya tidak boleh egois pergi begitu saja karena ada si kecil. Ketika si kecil sakit pun, pasti saya harus bersikap sabar dan mengutamakan segala sesuatunya untuk kesehatan si kecil.

Lewat entri ini, saya mengucapkan salut kepada,

Semua Ibu yang pernah mengandung dan melahirkan anak lebih dari 3.
Semua Ibu yang pernah mengandung dan melahirkan serta mengalami kesulitan (contoh : bleeding)
Semua Ibu yang pernah mengandung dan melahirkan disaat kondisi keluarga sedang sulit (contoh : kesulitan ekonomi, masalah keluarga)
Semua Ibu yang pernah mengandung dan melahirkan karena korban pemerkosaan (semua perasaan fisik dan emosional pasti menjadi 2 kali lipat buruknya)
Semua Ibu yang pernah mengandung dan melahirkan namun bisa mengatasinya secara mandiri (karena keluarganya di luar kota/negeri)
Mami yang telah membesarkan saya, dan,
Semua calon Ibu di dunia.

Selamat, andalah sang juara :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar